Pengolahan Air Limbah Dengan Proses
Biofilter Tercelup
Proses Biofilter
Proses
pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan
dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya
diisi dengan media penyangga untuk pengebangbiakan mikroorganisme dengan atau
tanpa aerasi. Untuk proses anaerobik dilakukan tanpa pemberian udara atau
oksigen. Posisi media biofilter tercelup di bawah permukaan air.
Mekanisme
proses metabolisme di dalam sistem biofilm secara aerobik secara sederhana
dapat diterangkan seperti pada Gambar 2.2. Gambar tersebut menunjukkan suatu
sistem biofilm yang yang terdiri dari medium penyangga, lapisan biofilm yang
melekat pada medium, lapisan alir limbah dan lapisan udara yang terletak
diluar. Senyawa polutan yang ada di dalam air limbah, misalnya senyawa organik
(BOD, COD), amonia, fosfor dan lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan atau
film biologis yang melekat pada permukaan medium.
Pada
saat yang bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air
limbah, senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di
dalam lapisan biofilm dan energi yang dihasilkan akan diubah menjadi biomasa.
Sulpai oksigen pada lapisan biofilm dapat dilakukan dengan beberapa cara
misalnya pada sistem RBC, yakni dengan cara kontak dengan udara luar pada
sistem “Trickling Filter” dengan aliran balik udara. Sedangkan pada sistem
biofilter tercelup, dengan menggunakan blower udara atau pompa sirkulasi.
Jika lapiasan
mikrobiologis cukup tebal, maka pada bagian luar lapisan mikrobiologis akan
berada dalam kondisi aerobik sedangkan pada bagian dalam biofilm yang melekat
pada medium akan berada dalam kondisi anaerobik. Pada kondisi anaerobik akan
terbentuk gas H2S, dan jika konsentrasi oksigen terlarut cukup besar, maka gas
H2S yang terbentuk tersebut akan diubah menjadi sulfat (SO4) oleh bakteri
sulfat yang ada di dalam biofilm.
Gambar
2.2 : Mekanisme Proses Metabolisme Di Dalam Sistem Biofilm.
Disesuaikan dari
Viessman and Hamer, (1985) , Hikami, (1992)
Selain
itu, pada zona aerobik amonium akan diubah menjadi nitrit dan nitrat dan
selanjutnya pada zona anaerobik nitrat yang terbentuk mengalami proses
denitrifikasi menjadi gas nitrogen. Karena di dalam sistem bioflim terjadi
kondisi anaerobik dan aerobik pada saat yang bersamaan, maka dengan sistem
tersebut proses penghilangan senyawa nitrogen menjadi lebih mudah.
Posisi
media biofilter tercelup di bawah permukaan air. Media biofilter yang digunakan
secara umum dapat berupa bahan material organik atau bahan material anorganik.
Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk
jaring, bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate),
bentuk sarang tawon dan lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik
misalnya batu pecah (split), kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu bara
(kokas) dan lainnya.
Di dalam proses
pengolahan air limbah dengan sistem biofilter tercelup aerobik, sistem suplai
udara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi yang sering digunakan adalah
seperti yang tertera pada Gambar 2.3.
Gambar
2.3 : Beberapa Metoda Aerasi Untuk Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
Biofilter Tercelup.
Hikami,
Sumiko., “Shinseki rosohou ni yoru mizu shouri gijutsu (Water Treatment with
Submerged Filter)”, Kougyou Yousui No.411, 12,1992.
Beberapa
cara yang sering digunakan antara lain aerasi samping, aerasi tengah (pusat),
aerasi merata seluruh permukaan, aerasi eksternal, aerasi dengan “air lift
pump”, dan aersai dengan sistem mekanik. Masing-masing cara mempunyai
keuntungan dan kekurangan. Sistem aerasi juga tergantung dari jenis media
maupun efisiensi yang diharapkan. Penyerapan oksigen dapat terjadi disebabkan
terutama karena aliran sirkulasi atau aliran putar kecuali pada sistem aerasi
merata seluruh permukaan media.
Di
dalam proses biofilter dengan sistem aerasi merata, lapisan mikroorganisme yang
melekat pada permukaan media mudah terlepas, sehingga seringkali proses menjadi
tidak stabil. Tetapi di dalam sistem aerasi melalui aliran putar, kemampuan
penyerapan oksigen hampir sama dengan sistem aerasi dengan menggunakan difuser,
oleh karena itu untuk penambahan jumlah beban yang besar sulit dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut diatas belakangan ini penggunaan sistem aerasi merata
banyak dilakukan karena mempunyai kemampuan penyerapan oksigen yang besar.
Jika
kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat digunakan untuk mengolah air
limbah dengan beban organik (organic loading) yang besar pula. Oleh karena itu
diperlukan juga media biofilter yang dapat melekatkan mikroorganisme dalam
jumlah yang besar. Biasanya untuk media biofilter dari bahan anaorganik,
semakin kecil diameternya luas permukaannya semakin besar, sehinggan jumlah mikroorganisme
yang dapat dibiakkan juga menjadi besar pula. Jika sistem aliran dilakukan dari
atas ke bawah (down flow) maka sedikit banyak terjadi efek filtrasi sehingga
terjadi proses peumpukan lumpur organik pada bagian atas media yang dapat
mengakibatkan penyumbatan. Oleh karena itu perlu proses pencucian secukupnya.
Jika terjadi penyumbatan maka dapat terjadi aliran singkat (short pass) dan
juga terjadi penurunan jumlah aliran sehingga kapasitas pengolahan dapat
menurun secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Seri Sanitasi Lingkungan Pedoman Teknis
Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob Pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Iqbal muhammad, Ir. Terunajaya.M.Sc. Evaluasi
Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
0 Response to " Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) Dengan Proses Biofilter Tercelup"
Post a Comment