Seng
Seng
dengan nama kimia Zink dilambangkan dengan Zn. Sebagaisalah satu unsur logam
berat Zn mempunyai nomor atom 30 dan memiliki beratatom 65,39. logam ini cukup
mudah ditempa dan liat pada 110-150oC. Zn meleburpada 410oC dan mendidih pada
906oC (Palar, 1994 dalam Al-Harisi, 2008). Zn dalam pemanasan tinggiakan
menimbulkan endapan seperti pasir.Zn diperlukan tubuh untuk proses metabolisme,
tetapi dalam kadartinggi dapat bersifat menjadi racun (Slamet, 1994 dalam
Al-Harisi, 2008).
Seng
(Zn) adalah komponen alam yangterdapat di kerak bumi. Zn adalah logam yang
memilki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih-kebiruan, pudar bila
terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang. Zn
dapat bereaksi dengan asam, basa dan senyawa non logam.Seng (Zn) dialam tidak
berada dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk terikat dengan unsur lain
berupa mineral.Mineral yang mengandung Zn di alam bebas antara lain kalamin,
franklinite, smitkosonit, willenit, dan zinkit(Widowati et al, 2008). Seng juga
merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai
permasalhan yang ckup serius pada perairan . penyebab terjadinya biasanya
berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan
pertambangan.
2. Sumber
Bahan Pencemar
Limbah
yang biasa mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia, listrik, dan
elekronik, logam dan penyepuhan elektro (electroplating), kulit, metalurgi dan
cat serta bahan pewarna. Limbah padat permukiman juga mengandung logam berat.
Logam berat yang masuk ke dalam perairan kebanyakan berasal dari kegiatan
manusia. Akan tetapi logam berat di dalam lingkungan tidak dengans endirinya
membahayakan kehidupan makhluk hidup. Logam berat membahayakan apabila masuk ke
dalam sistem metabolisme makhluk dalam jumlah melebihi ambang batas. Ambang
batas untuk tiap macam logam berat dan untuk tiap jeniis makhluk hidup
berbeda-beda. Pemasukan logam berat ke dalam sistem metabolisme manusia dan
hewan dapat secara langsung atau tidak langsung. Pemasukan secara langsung
terjadi bersamaan dengan air yang diminum (Notohadiprawiro, 2010).
Sumber
cemaran logam berat Zn dapat berasal dari berbagai aktivitas manusia yang
menghasilkan limbah berupa pencemar. Bahan-bahan pencemar tersebut diangkut
oleh air hujan dan gerakan air dari laut dan perairan tawar menuju muara sungai
yang merupakan tempat bertemunya perairan laut dan perairan tawar. Logam Zn
dalam perairan dipekatkan melalui proses biologi dan kimia-fisika. Bioakumulasi
dan biomagnifikasi merupakan proses biologi yang mampu mengendapkan logam pada
tubuh organisme melalui rantai makanan. Pada proses kimia fisika, logam berat
terlarut dan terendap pada sedimen dan dapat pula terabsorbi pada zat
tersuspensi. Apabila diketahui kadar logam Zn yang telah melebihi baku
mutu, maka perlu dilakukan tindak lanjut dalam mencegah gangguan yang dapat
disebabkan logam Zn (Amriani, 2011).
Logam
Seng (Zn) cenderung membentuk ion jika berada dalam air. Ion Seng (Zn) mudah
terserap dalam sedimen dan tanah serta kelarutan logam berat Seng (Zn) dalam
air relatif rendah pada air, logam berat cenderung mengikuti aliran air dan
pengaruh pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan, turut
mengakibatkan menurunnya konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi logam
berat pada air akan turut mempengaruhi konsentrasi logam berat yang ada pada
sedimen. Kecenderungan peningkatan konsentrasi logam berat di sedimen
diakibatkan oleh tingginya konsentrasi logam berat tersebut di air. Selain itu,
terdapat parameter-parameter lain yang berpengaruh dalam kesetimbangan reaksi
di sistem perairan, seperti pH, konsentrasi logam dan tipe senyawanya, kondisi
reduksi-oksidasi perairan, dan bilangan oksidasi dari logam tersebut (Sunti.,dkk,
2012).
Adanya
aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, limbah pertanian yang banyak
menggunakan pupuk pestisida, peningkatan aktivitas di industri serta adanya
aktivitas pembuangan limbah domestik lain yang mengandung logam berat Seng
(Zn). Air limbah industri air yang dihasilkan oleh industri, baik akibat proses
pembuatan atau produksi yang dihasilkan industri tersebut
maupun proses lainnya. Limbah non domestik adalah limbah yang
berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi,
dan sumber-sumber lain (Husni dan Esmiralda, 2011).
3. Tingkat
Pencemaran Seng
Seng
tidak dianggap beracun, tetapi jika senyawa ZnO yang baru dibentuk terhirup,
penyakit yang disebut oxide shakes atau zinc chills kadang-kadang bisa muncul.
4. Factor
yang mempengaruhi efek toksit pada
organisme dan ekosistem
Menurut Tahir
(2012), faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas, meliputi :
1.
Faktor-faktor yang
terkait dengan pemaparan; bagi suatu bahan kimia metabolit atau produk
konversinya, untuk dapatmenimbulkan respon buruk atau memiliki dampak toksik
padaorganisme perairan maka senyawa/bahan kimia tersebut harusberada dalam
posisi kontak dan bereaksi dengan reseptor yang tepatpada organisme, dengan
konsentrasi yang cukup tinggi dan durasikontak yang cukup lama. Konsentrasi dan
waktu pemaparan yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan dampak atau respon
buruk bervariasi menurut jenis bahan kimia, spesies organisme dan tingkat
keparahan dampak yang ditimbulkan. Dalam pendugaan dampak toksik bahan kimia,
faktor-faktor yang nyata terkait dengan pemaparan adalah: jenis, durasi,
frekuensi pemaran dan konsentrasi bahan kimia. Organisme perairan dapat
terpapar pada bahan kimia yang terdapat dalam air, sedimen dan bahan-bahan
makanan. Bahan kimia hidrofilik (larut dalam air) lebih tinggi tingkat
ketersediaannya dibanding dengan bahan kimia hidrofobik (sulit larut dalam
air).
2.
Faktor-faktor yang
terkait dengan organisme: spesies memiliki tingkat kerentanan yang berbeda
terhadap bahan kimia. Perbedaan kerentanan ini diduga disebabkan oleh beberapa
hal seperti: perbedaan aksesibilitas toksikan terhadap organisme dimana
beberapa spesies tertentu memiliki kemampuan untuk secara efektif ngeluarkan
bahan toksik dalam waktu singkat (contoh :
mekanisme penutupan cangkang dan kemampuan melakukan anaerob pada
kerang/bivalvia). Selain itu, laju dan pola metabolisme dan ekskresi dapat
mempengaruhi tingkat kerentanan disebut. Hal lain yang mempengaruhi tingkat
kerentanan organism terhadap toksikan adalah faktor genetis, bahan makanan,
serta kesehatan dan nutrisi/gizi organisme. Faktor usia atau stadia
perkembangan organisme juga menentukan tingkat kerentanan (vulnerability), yang
disebabkan oleh perkembangan mekanisme.
3.
Faktor-faktor
lingkungan eksternal: toksisitas bahan kimia dap dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal organisme yang terkait erat dengan ketersediaan bahan kimia dalam
media air seperti DO, pH, suhu dan bahan padat terlarut.
4.
Faktor-faktor yang
terkait dengan bahan kimia. Ketidak murnian (impurities) suatu bahan kimia
dijumpai dari batch-batch yang dihasilkan oleh produsen yang berbeda. Hal lain
yang patut dicatat adalah perbedaan tingkat kelarutan, tekanan penguapan
dan pH, karena faktor-faktor ini secara jelas mempengaruhi ketersediaan,
persistensi, transfromasi dan bentuk/nasib akhir bahan kimia
5. Efek
Toksit pada Organisme dan Perairan
1.
Bagi
Kesehatan
Seng
adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan dan
terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia
dewasa mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada
dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng
ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis
dan rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan
tersebut. Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit
ditemukan dalam sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum
berikatan dengan albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml
darah terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng.
Seng terlibat pada lebih dari 90 enzim yang hubungannya denga metabolisme
karbohidrat dan energi, degradasi/sintesis protein, sintesis asam nukleat,
biosintesis heme, transpor CO2 (anhidrase karbonik) dan reaksi-reaksi lain.
Pengaruh
yang paling nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan pemeliharaan kulit,
pankreas dan organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan testosteron
menjadi dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas, seng ada hubungannya
dengan banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk pencernaan.
Dosis
konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare,
demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng
(Zn) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam
kaleng yang dilapisi seng (Zn) (Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010).
Logam
Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki
toksisitas tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi
Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn.
Meskipun Zn merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn
dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi
Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi
sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh
mekanisme homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan
dalam hati(Widowati et al, 2008).
Zn
yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus pada
hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan
mesoderm untuk rangka.
Konsumsi
Zn berlebih mampu mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa
berifat akut dan kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan
kadar Cu, pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan
kadar high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan
karena seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30
menit berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50 mg Zn
bisa mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/
hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam
jangka waktu lam bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60
mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan
defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa
menggangu ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa
mempengaruhi sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi
Zn berlebih akan menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan
Cu(Widowati et al, 2008).
Ion
Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrate,
dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit
tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi
debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).
2
Bagi lingkungan
Produksi
seng dunia masih meningkat. Ini pada dasarnya berarti bahwa semakin banyak seng
berakhir di lingkungan. Air tercemar dengan seng, karena adanya jumlah besar
dari seng dalam air limbah tanaman industri. Air limbah ini tidak dimurnikan
memuaskan. Salah satu konsekuensi adalah bahwa sungai tercemar penyetoran
seng-lumpur di bank mereka. Zinc juga dapat meningkatkan keasaman air.
Beberapa
ikan dapat terakumulasi seng dalam tubuh mereka, ketika mereka tinggal di
seng-saluran air yang terkontaminasi. Ketika seng memasuki tubuh ikan ini ia
mampu bio memperbesar sampai rantai makanan. Jumlah besar seng dapat ditemukan
di tanah. Ketika tanah lahan pertanian yang tercemar dengan seng, hewan akan
menyerap konsentrasi yang merusak kesehatan mereka. Larut dalam air seng yang
terletak di tanah dapat mencemari air tanah.
Seng
tidak bisa hanya menjadi ancaman bagi ternak, tetapi juga untuk spesies
tanaman. Tanaman sering memiliki serapan seng yang sistem mereka tidak dapat
menangani, karena akumulasi dari seng di tanah. Pada tanah yang kaya seng hanya
sejumlah terbatas tanaman memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Itulah
sebabnya tidak ada banyak keanekaragaman tanaman di dekat pabrik-pabrik
membuang seng. Karena efek pada seng tanaman merupakan ancaman serius terhadap
produksi lahan pertanian. Meskipun ini mengandung seng pupuk masih diterapkan.
Akhirnya, seng dapat mengganggu aktivitas dalam tanah, karena pengaruh negatif
aktivitas microrganisms dan cacing tanah. Rincian materi organik serius dapat
memperlambat karena hal ini.
5.
kadar batas aman
Beberapa
ketentuan/peraturan tentang batasan nilai kandungan seng pada suatu bahan dari
berbagai lembaga maupun instansi yang berwenang sebagai berikut :
Berdasar
pada Pedoman Baku Mutu Lingkungan, kandungan seng dalam makanan maksimum 0,001
ppm . kadar aman dalam tubuh manusia 2-3 gram. Kandungan Zn di dalam lingkungan
air (misalnya yang terabsorp oleh alga) dapat mempengaruhi kesehatan bila
terdapat dalam jumlah yang berlebih. Keberadaan Zn dalam lingkungan berdasarkan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1971 yaitu sebesar 5 ppm sedangkan batas
maksimal yang diperbolehkan adalah 15 ppm (Buckle, 1987).
Seng
merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia, binatang maupun
tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan dalam air,
tanaman maupun binatang. Kadar Zn yang terdeteksi dalam air PAM
pada penelitian ini berkisar antara 0,0l-4,97 ppm dan dalam air sumur berkisar
antara 0,0l-5,59 ppm. Menurut Permenkes standar dalam air minum maksimum yang
diperbolehkan adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah
pada konsentrasi yang tinggi antara 300—360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan
fisik seperti diare yang berat, keram perut dan muntah. Suatu sumber air minum
yang mengandung Zn 26,6 mg/l tidak berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air
minum dengan badar Zn 30,8 mg/l sudah menyebabkan mual dan mabuk. Dari
segi estetika air yang mengandung Zn 30 mg/l akan tampak seperti susu dan bila
direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada permukaan airnya (Suprijanto dan
Agustina, 1988).
Nilai
Ambang Batas Zn dalam sedimen untuk kehidupan biota adalah 271 ppm. Kadar logam
berat Zn yang terdapat dalam sedimen yang tidak terkontaminasi paling rendah
adalah sebesar 0.01 ppm. Zn juga bersifat racun dalam kadar tinggi, namun dalam
kadar rendah dibutuhkan oleh organism sebagai ko-enzim.
Baku
mutu parameter logam untuk biota laut (menurut KepMen LH 51 tahun 2004) Seng
(Zn) adalah 0,05 mg/l. Baku mutu parameter
logam untuk pelabuhan (menurut KepMen LH 51
tahun 2004) Seng (Zn) adalah
0,05 mg/l. Baku
mutu parameter logam untuk wisata bahari (menurut KepMen LH 51 tahun 2004) (Zn) adalah 0,095 mg/l
Daftar pustaka
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB0QFjAAahUKEwjKjNL2p5TJAhXUxY4KHaw4A0M&url=http%3A%2F%2Fetd.repository.ugm.ac.id%2Fdownloadfile%2F86252%2Fpotongan%2FS1-2015-281259-introduction.pdf&usg=AFQjCNHViA2ZAmpv_m9lOAbCPgEiY66bCA
elisabet
ratnawati sunarko, 2009. Penuntun kandungan logam pada kerang hijau dengan
metode analisis aktivasi neuron komparatif
jurnal
lingkungan hidup (bioakumulasi logam berat timbal dan seng pada kerang darah
dan kerang bakau diperairan teluk kendari)
0 Response to "logam berat Seng ( Zn )"
Post a Comment